Foto Ulama Kharismatik Aceh

Foto Ulama Kharismatik Aceh, Koleksi Hamdani, S.Pd.

TGK. IBRAHIM WOYLA, Almarhum Ulama kharismatik dari Aceh Barat.
Tgk. Ibrahim Woyla, Almarhum Ulama kharismatik dari Aceh Barat


TGK. ABU BAKONGAN, ACEH SELATAN
Tgk. H. Adnan Mahmud, Bakongan, Aceh Selatan

TGK. ABDUL JALIL BIN HAMZAH / TGK. SAMAKUROK
Tgk. Abdul Jalil bin Hamzah (Abu Samakurok)
(Almarhum Tgk. Samakurok, Ulama kharismatik di Kec. Meurah Mulia, Kab. Aceh Utara)

Kata Sapaan dan Kekerabatan dalam Bahasa Aceh

KATA SAPAAN DAN KEKERABATAN
DALAM BAHASA ACEH
Oleh Hamdani, S.Pd.

KATA SAPAAN DALAM BAHASA ACEH
Kata sapaan dalam bahasa Aceh terdiri atas beberapa macam yaitu :

1. Jih = dia
2. Gopnyan = beliau
3. Droneuh = anda
4. Kah = kamu/kau
5. Ayah = ayah
6. Abu = ayah
7. Bapak = bapak
8. Abon = ayah
9. Abi = ayah
10. Ma = Ibu
11. Adek = Adik
12. Kak = kakak perempuan
13. Abang = kakak laki-laki
14. Aduen = kakak laki-laki
15. Adoe = adik secara umum
16. Ayah Wa = paman
17. Apa = adik ayah/adik ibu
18. Ma Wa = bibi
19. Ma Biet = adik ibu perempuan


Keterangan :
1. Jih (orang ketiga tunggal dan merupakan kata kurang sopan)
2. Gopnyan (orang ketiga tunggal dan merupakan kata sopan)
3. Droneuh (orang kedua tunggal dan merupakan kata sopan)
4. Kah (orang kedua tunggal dan merupakan kata kurang sopan)
5. Lon (orang pertama tunggal, kata sopan)
6. Kee (orang pertama tunggal, tidak sopan)
7. Drokue (orang pertama tunggal, kurang sopan)
8. Ureungnyan (orang ketiga jamak, sopan)
9. Awaknyan (orang ketiga jamak, kurang sopan)

Selain itu dalam bahasa Aceh juga dikenal dengan sapaan gelar dalam agama Islam, keturunan, gelar profesi, dan jabatan seperti :

A. Gelar dalam agama Islam
1. Teungku Haji = gelar Pak Haji
2. Teungku = ustad/kiyai
3. Teungku Balee = kiyai balai pengajian
4. Syaihk = ahli agama Islam
5. Teungku Kadhi = penghulu

B. Gelar Keturunan Bangsawan
1. Teuku = bangsawan pria
2. Ampon = bangsawan pria
3.Ulee Balang = panglima perang/kaum bangsawan
4. Cut = bangsawan wanita
5. Polem = bangsawan pria

C. Gelar Profesi
1. Teungku Guru = guru agama Islam
2. Pak Guru = guru
3. Ureung Meukat = pedagang 
4. Pawang = ahli penjinak hewan dll
5. Utoh = ahli bangunan dan pertukangan (arsitek)
6. Mugee = pedagang keliling (penggalas)
7. Babu = pembantu
8. Syeh = ahli seni seudati
9. Ma Bidan = bidan

D. Gelar Jabatan
1. Geuchiek = Kepala desa
2. Teungku Imum = Imam Meunasah (surau)



KEKERABATAN DALAM BAHASA ACEH

Masyarakat Aceh menganut sistem kekerabatan patrilinear. Garis keturunan ditarik dari pihak Ayah. Seperti yang telah ditetapkan dalam hukum Islam. Hal tersebut sesuai dengan karakter budaya masyarakat Aceh yang berbasis Islam sebagai agama yang dianut oleh orang Aceh 100 persen Islam.

A. Garis keturunan masyarakat Aceh yang tertua disebut dengan Indatu atau nenek moyang.
B. Namun, masyarakat Aceh hanya lebih mengenal 7 generasi saja dalam hal kekerabatan silsilah keluarga yaitu :
1. Nek Tu = Kakek dan Nenek dari ayah atau Mama
2. a. Nek Agam (Ayah Chiek) = Kakek
    b. Nek Inoeng  (Ma Chiek) = Nenek
3. a. Ayah = Ayah (orang tua laki-laki)
    b. Ma = Ibu (orang tua perempuan)
4. Aneuk = Anak
a. Aneuk Agam = Anak laki-laki
b. Aneuk Inoeng = Anak perempuan
c. Aneuk Phoen = Anak pertama (sulung)
d. Aneuk Tuloet = Anak terakhir (bungsu)
5. Cucoe = Cucu
6. Cot = Anak dari Cucu Kakek dan Nenek
7. Cah-Cah 


Tentang Penulis:
Hamdani, S.Pd. adalah dosen STAIN Malikussaleh, guru MAN Lhokseumawe, peneliti bahasa dan sastra Aceh.

Relasi Makna dalam Bahasa Aceh

RELASI MAKNA DALAM BAHASA ACEH


Oleh Hamdani, S.Pd.

Relasi makna dalam suatu bahasa merupakan variasi padanan kata yang saling berkaitan antara suatu kata dengan kata lainnya. Dalam tulisan ini ada beberapa hal yang akan saya bahas yaitu sinonim, homonim, antonim, dan polisemi. Semoga bermanfaat bagi para pembaca dalam rangka pengembangan dan pelestarian bahasa Aceh.


SINONIM DALAM BAHASA ACEH
Sinonim adalah sebuah kata yang berbeda tulisannya, tetapi memiliki arti yang sama.
Contoh sinonim dalam bahasa Aceh:

1. lon = saya
kee = aku (bahasa tidak sopan)
droeku = saya sendiri (bahasa kurang sopan)

Keterangan :
Kata saya (lon) merupakan kata yang sangat sopan jika digunakan untuk berkomunikasi dengan siapapun dalam masyarakat Aceh. Berbeda dengan kata aku (kee) dalam bahasa Aceh dianggap sebagai kata yang sangat tidak sopan dan kasar. Sedangkan kata saya sendiri (droeku) merupakan kata yang standar, namun juga merupakan kata yang kurang sopan dalam berkomunikasi. Dengan demikian ketiga sinonim kata dalam bahasa Aceh tersebut harus dipertimbangkan penggunaannya dalam tata krama berbahasa Aceh.

2. bapak = ayah
ayah = ayah
abi = ayah
abu = ayah
abon = ayah
due = ayah

Keterangan :
Kata bapak dan ayah merupakan serapan asing dari bahasa Melayu dan bahasa Indonesia. Kata abi, abu, dan abon merupakan kata serapan dari bahasa Arab. Sedangkan due, itu merupakan milik asli bahasa Aceh.

3. tamoeng = masuk
lop = masuk

Keterangan :
Kata ‘tamoeng’ digunakan dalam percakapan untuk kalangan manusia dan dianggap bahasa yang sopan. Misalnya : Neutamoeng u rumoh kamoe teungku = Masuklah ke rumah kami ustad. Sedangkan ‘lop’ biasanya untuk menyatakan pekerjaan hewan. Misalnya : Lumo ka jilop lam weu = Sapi sudah masuk ke kandang.

4. bangai = bodoh
ngeut = bodoh

5. batat = bandel
tungang = bandel


6. bek = jangan
hanjeut = tidak boleh atau tidak bisa

7. padin = berapa
padum = berapa

8. rap = dekat
toe = dekat


HOMONIM DALAM BAHASA ACEH
Homonim adalah sebuah kata yang sama tulisan dan ucapannya, tetapi berbeda arti :
Contoh homonim dalam bahasa Aceh :

1. bak = di, sebagai kata depan/konjungsi ( bak keude = di kedai )
bak = pohon ( bak mamplam = pohon mangga )
2. madu = madu lebah
madu = poligami


ANTONIM DALAM BAHASA ACEH
Antonim adalah sebuah kata yang memiliki arti berlawanan atau disebut juga dengan lawan kata.
Contoh antonim dalam bahasa Aceh :

1. tue’et = panyang ( pendek = panjang )
2. pijuet = tumboen ( kurus =gemuk )
3. ubiet = rayeuk ( kecil = besar )
4. itam = puteh ( hitam = putih )
5. deuk = troe ( kenyang = lapar )
6. trep = siat (lama = sebentar )
7. bangai = caroeng ( bodoh = pintar )
8. woe = jak ( pulang = pergi )


POLISEMI DALAM BAHASA ACEH
Polisemi adalah sebuah kata yang memiliki satuan relasi aliran arti atau makna dan masih merupakan bagian dari kesatuan sebuah padanan kata tersebut.
Contoh polisemi dalam bahasa Aceh :

1. aneuk = anak
aneuk miet = anak-anak
aneuk manok = anak ayam
aneuk ureung = anak orang
aneuk sikula = anak sekolah
aneuk batee = batu
aneuk bajee = kancing baju

2. ulee = kepala
ulee rombongan = kepala rombongan
ulee ueh = kepala botak


3. poh = pukul
poh cakra = bincang-bincang ( membual )
poh jeum = pukul pada jam (waktu)



Tentang Penulis :
Hamdani, S.Pd adalah dosen Bahasa Indonesia STAIN Malikussaleh, guru MAN Lhokseumawe, peneliti bahasa dan sastra.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Popular Posts