Masjid Tertua di Sumatera














Gambar : Masjid Baiturrahman, Banda Aceh.















Gambar : Masjid Raya Gantiang, Kota Padang.

Cut Nyak Meutia Pahlawan Nasional dari Aceh

















Gambar : Rumah Cut Nyak Meutia

Ini adalah saksi sejarah perjuangan pahlawan nasional asal Aceh, Cut Nyak Meutia. Rumah Cut Nyak Meutia berada di desa Masjid Pirak, Kecamatan Matang Kuli, Kabupaten Aceh Utara. Foto ini adalah rumah yang dibangun oleh pemerintah untuk menghormati dan mengenang jasa pahlawan ini. Sedangkan rumah aslinya sudah dibakar oleh kolonialisme Belanda. Saat ini rumah Cut Nyak Meutia sering dikunjungi oleh sejarawan untuk meneliti sejarah pahlawan.



Cut Nyak Meutia



TJOT NYAK MEUTIA WANITA GAGAH DARI SERAMBI MEKKAH
Sumber Asli: Dari Wikipedia Bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas


Cut Nyak Meutia
(Lahir Keureutoe, Pirak, Aceh Utara, 1870 - Meninggal Alue Kurieng, Aceh, 24 Oktober 1910) adalah pahlawan nasional Indonesia dari daerah Aceh. Ia dimakamkan di Alue Kurieng, Aceh

Awalnya Cut Meutia melakukan perlawanan terhadap Belanda bersama suaminya Teuku Muhammad atau Teuku Cik Tunong. Namun pada bulan Maret 1905, Cik Tunong berhasil ditangkap Belanda dan dihukum mati di tepi pantai Lhokseumawe. Sebelum meninggal, Teuku Cik Tunong berpesan kepada sahabatnya Pang Nagroe agar mau menikahi istrinya dan merawat anaknya Teuku Raja Sabi.
Cut Meutia kemudian menikah dengan Pang Nagroe sesuai wasiat suaminya dan bergabung dengan pasukan lainnya dibawah pimpinan Teuku Muda Gantoe. Pada suatu pertempuran dengan Korps Marechausée di Paya Cicem, Cut Meutia dan para wanita melarikan diri ke dalam hutan. Pang Nagroe sendiri terus melakukan perlawanan hingga akhirnya syahid pada tanggal 26 September 1910.
Cut Meutia kemudian bangkit dan terus melakukan perlawanan bersama sisa-sisa pasukannya. Ia menyerang dan merampas pos-pos kolonial sambil bergerak menuju Gayo melewati hutan belantara. Namun pada tanggal 24 Oktober 1910, Cut Meutia bersama pasukannya bentrok dengan Marechausée di Alue Kurieng. Dalam pertempuran itu Cut Nyak Meutia gugur.



CUT NYAK MEUTIA WANITA ANGGUN BERHATI BAJA MENGUSIR BELANDA

Cut Meutia adalah pahlawan dari Aceh atau yang lebih dikenal dengan sebutan Tanah Rencong. Ia lahir tahun 1870. Ayahnya bernama Teuku Ben Daud Pirak. Ibunya bernama Cut Jah. Cut Meutia adalah satu-satunya anak perempuan dari lima bersaudara. Keluarga ini adalah salah satu dari sekian banyak keluarga Mujahid (pejuang) yang pernah dimiliki Aceh, yang juga terkenal dengan julukan Serambi Mekah. Sejak kecil Cut Meutia dididik ilmu agama oleh banyak ulama. Bahkan ayahnya sendiri adalah salah satu dari sekian banyak guru agama yang pernah mengajarnya.
Cut Meutia tumbuh sebagai seorang gadis cantik rupawan. Banyak pemuda yang datang untuk meminang dan menikahinya. Akhirnya, seorang pemuda bernama Teuku Cik Tunong berhasil meminang dan menikahinya. Saat itu tanah Aceh sedang berada dalam bahaya. Para pejuang Aceh sekuat tenaga berusaha mengusir penjajah Belanda. Cut Meutia terpanggil untuk berjuang di medan laga bersama suaminya. “Kita harus berjuang mengusir penjajah!” demikian tekad pasangan itu.

Sejak itulah mereka keluar masuk hutan untuk bertempur dan melawan Belanda. Namun, Teuku Cik Tunong tertangkap Belanda dan dijatuhi hukuman mati. Ia mati syahid sebagai seorang pejuang. “Kobarkan terus perjuangan! Mati satu tumbuh seribu!” Itulah kata terakhir Teuku Cik Tunong sebelum menjalani hukuman mati. Sepeninggal Teuku Cik Tunong, tidak lama kemudian Cut Meutia memilih kembali pendamping hidupnya. Ia seorang pejuang juga yang bernama Cik Pang Nanggroe (Cik Pang Nagru).
Bersama suaminya, Cut Meutia meneruskan perjuangan dengan lebih dahsyat. “Jangan biarkan Belanda lolos dari sergapan kita!” kata suami istri pejuang itu dengan bersemangat. Mereka semakin gencar menyergap patroli-patroli Belanda. Sudah banyak korban dari pihak pasukan Belanda yang tewas di tangan Cut Meutia dan suaminya. Menghadapi keadaan itu, pasukan Belanda semakin takut terhadap Srikandi dari Tanah Rencong itu.
Namun, pada sebuah pertempuran, Cik Pang Nagru gugur di medan perang. Cut Meutia dengan 45 pasukan yang tersisa berhasil meloloskan diri. “Kita lanjutkan perang dengan cara bergerilya,” perintah Cut Meutia kepada pasukannya. Bersama pasukannya yang hanya memiliki 13 pucuk senjata, Cut Meutia melanjutkan perang secara bergerilya. Raja Sabil, putra Cut Meutia yang baru berumur 11 tahun, selalu mengikuti ibunya pergi berjuang.
Kekuatan yang tidak seimbang antara pasukan Belanda dan pasukan Cut Meutia membuat banyak kerabat dan teman dekat Cut Meutia mulai merasa cemas. Mereka mengusulkan agar ia menyerah dan meminta pengampunan dari Belanda. Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Cut Meutia. “Tidak!” jawabnya tegas,” Aku akan berjuang sampai titik darah penghabisan!”. Sejak pertama kali mengenal kata berjuang, Cut Meutia telah menanamkan tekad “takkan surut kaki melangkah hingga badan berkalang tanah”. Cut Meutia tidak sedikitpun mengendurkan nyalinya dalam berjuang. Pada suatu hari tempat persembunyian Cut Meutia tercium oleh Belanda. Belanda langsung mengerahkan pasukannya menyerbu tempat persembunyian itu. “Sekarang kau dan pasukanmu telah dikepung! Cepatlah menyerah!” teriak komandan pasukan Belanda. Namun, Cut Meutia tetap menolak untuk takluk.

Dengan hanya bersenjata sebilah rencong dan pedang, ia maju paling depan untuk memimpin pasukannya. Bagai singa terluka, Cut Meutia menyerang, menebas dan menerjang lawan tanpa rasa gentar. Banyak pasukan Belanda yang tewas. Di tengah pertempuran, sebutir peluru menembus tubuh Cut Meutia. Darah mengucur deras. Akhirnya, Cut Meutia gugur di medan pertempuran sebagai pejuang dari tanah rencong.
Cut Meutia dengan gagah berani membuktikan kecintaannya kepada nusa dan bangsanya. Ia membela dan memperjuangkan kedaulatan bangsa sampai titik darah penghabisan. Itulah yang dilakukan Cut Meutia. Atas jasa-jasa yang tak ternilai harganya, Pemerintah Republik Indonesia menganugerahi gelar Pahlawan Nasional. Ia pun dijuluki sebagai Mujahidah dari Tanah Rencong.
Moral : Janganlah cepat menyerah dalam perjuangan apa pun. Sepanjang masih ada kesempatan gunakan untuk meraih hasil sebaik-baiknya. Semoga cita-cita dan semangat juang Cut Meutia bisa dicontoh oleh generasi penerus bangsa.

Sumber : Cerita Asli Indonesia Elexmedia
Ditulis dalam Cerita Anak
(LOMBA JURNALISTIK PAUD TINGKAT NASIONAL TAHUN 2009)

Rumah Cut Nyak Meutia


TEUKU CUT MUHAMMAD DAN CUT NYAK MEUTIA
( Kisah Romantis di Medan Perang )

Catatan M Adli Abdullah
(Serambi Indonesia, 25 Oktober 2009)

Dalam “sejarah tercecer” ini saya papar kisah perjuangan Teuku Cut Muhammad dan Cut Nyak Meutia. Banyak kisah kedua pahlawan Aceh yang gagah berani ini. Namun kisah cinta mereka jarang diangkat. Sepenggal kisah itu diungkap dalam buku Karim, seorang sipir (penginjak rem) kereta api. Ternyata kisah cinta Teuku Cut Muhammad jauh lebih hebat dari yang biasa kita saksikan di film-film percintaan. Bagaimana ia merelakan istrinya kawin lagi demi perjuangan melawan penjajah.

Cut Muhammad mengajarkan kita tentang satu kisah kepahlawanan sejati. Ini disimak ketika detik-detik ia dieksikusi penjajah Belanda. Cintanya terhadap tanah air ternyata melampaui cinta alamiah dengan seorang perempuan. Kisah cinta seperti ini juga pernah dilakonkan Hang Tuah dari Tanah Melayu dengan Puteri Gunung Ledang dari Tanah Jawa. Hang Tuah membatalkan cintanya kepada Puteri Gunung Ledang demi cinta kepada tanah airnya.

Belanda sendiri sangat gusar terhadap gerakan yang dimainkan oleh Teuku Cut Muhammad dan isterinya Cut Mutia. Teuku Cut Muhammad bukan saja makin banyak mendapat simpati dari masyarakat wilayah keureuto dan sekitarnya tetapi juga kemahirannya berkelahi bersama-sama isterinya makin bertamba baik. Mayor H N A Swart komandan pasukannya di Lhokseumawe diperintahkan untuk menempuh berbagai jalan untuk menyelamatkan kehormatan Belanda baik di Aceh, Batavia (Jakarta) dan luar negeri. Hingga Maret 1905, berhasil menawan Teuku Cut Muhammad dengan tipu muslihat dan disekap di dalam penjara Lhokseumawe.

Berita itu cepat sampai ke Kutaraja. Kesibukan terjadi di kalangan pimpinan pemerintahan Belanda, baik di Kutaraja maupun di Lhokseumawe, membicarakan langkah-langkah yang perlu diambil secara tepat terhadap Teuku Cut Muhammad, seorang tokoh yang telah lama menjengkelkan Belanda. Pada tanggal 25 Maret 1905, Teuku Cut Muhammad dijatuhi hukuman gantung. Hukuman gantung tidak sempat dilakukan karena Gubernur Van Daalen pengganti Van heutz mengubahnya menjadi hukuman tembak.

Menurut Van Daalen ”tidak layak menjatuhi hukuman gantung terhadap orang-orang yang berjuang dengan cara gagah berani seperti Teuku Cut Muhammad.” Menjelang hari pelaksanaan hukuman tembak, penguasa Belanda mengizinkan Teuku Cut Muhammad menerima kunjungan isterinya di penjara. Pertemuan terakhir itu dijamin tidak akan mengakibatkan penangkapan-penangkapan baru. Di sinilah terjadi kisah cinta memilukan terjadi.

Kedatangan Cut Nyak Meutia sambil menggendong bayi berkulit putih nan tampan membuat Teuku Cut Muhammad tersenyum. Nyak Mutia pun senyum memandang senyum sang kekasihnya itu. Si bayinya dalam gendongan meronta-ronta kegirangan bertemu sang ayah, meskipun bocah itu tak paham kalau hari itu pertemuannya yang terakhir dengan sang pahlawan sejati. Dari jeruji bui, Teuku Cut Muhammad mengulurkan tangannya yang cepat dijangkau Cut Nyak Mutia lalu menciumnya seperti tak melepaskan. Kedua mata yang saling mencinta itu berpagut dalam rindu tak terkira, dan rona empat mata yang basah air bening terus berpandang. “Pesanku, lanjutkan perjuangan bersama-sama rekan seperjuangan kita,” ujar kepada Cut Nyak Mutia.

"Insya Allah, pasti kupenuhi wasiatmu itu. Saya berjanji,” jawab Mutia dengan penuh yakin. “Dan, . . . bagi seorang wanita sangat sulit terjun ke kancah perjuangan apabila tiada seorang suami mendampinginya,” lanjut Teuku Cut Muhammad.

“Setelah aku menjalani hukuman nanti dan idahmu telah selesai, kawinlah dengan Pang Nanggroê.” Saat itu air mata Cut Nyak Meutia tak terbendung. Dadanya sesak, dan hatinya hendak menjerit mendengar ucapan suaminya yang begitu ikhlas. “Pang Nanggroê adalah temanku yang paling setia,” sambung Teuku Cut Muhammad.

“Saya berjanji, saya akan mematuhi wasiatmu, demi cintaku padamu, demi sayangku pada putera kita Raja Sabi dan demi keyakinanku akan meneruskan perjuangan melawan Belanda, sepeninggalmu kelak,” jawab Cut Meutia dengan terseduh. Wajah Teuku Cut Muhammad memantulkan rasa puas. Ia merasa bahagia, karena harapannya akan dipenuhi isterinya. Pada tanggal 25 maret 1905 Teuku Cut Muhammad digiring ke tepi laut Lhokseumawe untuk dihukum tembak. Sedangkan isterinya Cut Meutia setelah selesai iddahnya kawin dengan Pang Nanggroe dan melanjutkan perjuangan sampai keakhir hayatnya dan Pang Nanggroe Syahid pada tanggal 25 September 1910 dan dikebumikan di Lhokseukon sedangkan Cut Meutia syahid pada tanggal 25 Oktober 1910 dan dikebumikan di Alur dua pucok Krueng Keureuto, Matangkuli bersama dengan Tgk Di Barat dan syuhada syuhada lainnya.

Karim penulis buku “Pengalamanku Masa perang Aceh” mengisahkan peristiwa memilukan itu. Ia menulis tentang Cut Muhammad; “Sewaktu petang hari saja pulang dari kerdja dan Dina (Isterinya) berdiri diberanda menjambutku dengan muka berseri, kepadanja lalu saja kabarkan bahwa Teuku Tjhiek Tunong (Teuku Cut Muhammad) telah ditangkap Belanda di Lho Seumawe.

“Djadi ia ditahan sekarang?” tanja Dina.

“Ja” sahutku.

“Pahlawan jang malang!” udjar Dina. “Sedih kita mengenangkan isterinja Tjut Methia jang sekarang konon kabarnja mempunyai bayi ketjil”

“Dan, hai, Karim, bila kita akan dianugerahi Tuhan pula seorang anak?”

Itulah sekelumit kisah perang Aceh yang direkam Karim, penginjak rem kereta api yang masa tuanya menikmati pensiun di Amaliun Medan. Sebagai pegawai kereta Api, Karim tidak bisa melupakan pengalamannya itu. Dia juga tidak bisa melupakan jasa Teuku Cut Muhammad yang telah membantunya sewaktu disandera oleh pasukan suami Cut Meutia ini. Kisah cinta seperti Teuku Cut Muhammad banyak terjadi pada era konflik.

Pertanyaannya, kenapa perang harus selalu terjadi? Bagi pihak Belanda, siapapun yang berperang di Aceh adalah pahlawan, demikian pula rakyat Aceh siapapun mereka yang melawan Belanda adalah juga pahlawan. Mereka rela meninggalkan keluarga mereka untuk mengangkat senjata. Sesungguhnya siapa sebenarnya pahlawan itu?

Di Aceh, banyak pahlawan yang kisah perjuangan mereka dianggap sebagai angin lalu. Inilah ironi masyarakat Aceh yang kurang memahami rekaman sejarah, sehingga tidak menjadi pelajaran generasi sekarang ini. Memahami makna perjuangan sejati, bukan hanya sekedar ambisi, lalu menumpuk harta dan memperkaya diri setelah berkuasa.

* Penulis adalah pemerhati Sejarah, Adat dan Budaya Aceh.



Nama:Cut Nyak Meutia
Lahir:Keureuto, Pirak, Aceh Utara, pada tahun 1870
Meninggal:Pasai, Aceh Utara, 24 Oktober 1910
Suami:
- Suami pertama: Teuku Muhammad alias Teuku Cik Tunong (meninggal Mei
1905)
- Suami kedua: Pang Nangru atau Pang Nanggroe (meninggal September 1910 di Paya Cicem)
Anak: Raja Sabil
Perjuangan: Perang gerilya di daerah Pasai
Tanda Penghormatan:
Pahlawan Kemerdekaan Nasional


Monumen Cut Nyak Meutia


CUT NYAK MEUTIA (1870-1910)
PAHLAWAN NASIONAL DARI ACEH

Pameo yang mengatakan wanita sebagai insan lemah dan harus selalu dilindungi tidak selamanya benar. Itu dibuktikan oleh Cut Nyak Meutia, wanita asal Nangroe Aceh Darussalam, yang terus berjuang melawan Belanda hingga syahid diterjang tiga peluru di tubuhnya.

Wanita kelahiran Pirak, Matang kuli, Aceh Utara, tahun 1870, ini adalah seorang Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang hingga titik darah penghabisan tetap memegang prinsip tak akan mau tunduk kepada kolonial.

Sebelum Cut Nyak Meutia lahir, pasukan Belanda sudah menduduki daerah Aceh yang digelari serambi Mekkah tersebut. Perlakuan Belanda yang semena-mena dengan berbagai pemaksaan dan penyiksaan akhirnya menimbulkan perlawanan dari rakyat. Tiga tahun sebelum perang Aceh-Belanda meletus, ketika itulah Cut Nyak Meutia dilahirkan. Suasana perang pada saat kelahiran dan perkembangannya itu, di kemudian hari sangat memengaruhi perjalanan hidupnya.

Ketika sudah beranjak dewasa, dia menikah dengan Teuku Muhammad, seorang pejuang yang lebih terkenal dengan nama Teuku Cik Tunong. Walaupun ketika masih kecil ia sudah ditunangkan dengan seorang pria bernama Teuku Syam Syarif, tetapi ia memilih menikah dengan Teuku Muhammad, pria yang sangat dicintainya.

Perang terhadap pendudukan Belanda terus berkobar seakan tidak pernah berhenti. Cut Nyak Meutia bersama suaminya Teuku Cik Tunon langsung memimpin perang di daerah Pasai. Perang yang berlangsung sekitar tahun 1900-an itu telah banyak memakan korban baik dari pihak pejuang kemerdekaan maupun dari pihak Belanda.

Pasukan Belanda yang mempunyai persenjataan lebih lengkap memaksa pasukan pejuang kemerdekaan yang dipimpin pasangan suami istri itu melakukan taktik perang gerilya. Berkali-kali pasukan mereka berhasil mencegat patroli pasukan Belanda. Di lain waktu, mereka juga pernah menyerang langsung ke markas pasukan Belanda di Idie.

Sudah banyak kerugian pemerintahan Belanda baik berupa pasukan yang tewas maupun materi diakibatkan perlawanan pasukan Cut Nyak Meutia. Karenanya, melalui pihak keluarga Meutia sendiri, Belanda selalu berusaha membujuknya agar menyerahkan diri. Namun Cut Nyak Meutia tidak pernah tunduk terhadap bujukan yang terkesan memaksa tersebut.

Bersama suaminya, tanpa kenal takut dia terus melakukan perlawanan. Namun naas bagi Teuku Cik Tunong, suaminya. Suatu hari di bulan Mei tahun 1905, Teuku Cik Tunong berhasil ditangkap pasukan Belanda. Ia kemudian dijatuhi hukuman tembak.

Berselang beberapa lama setelah kematian suaminya, Cut Nyak Meutia menikah lagi dengan Pang Nangru, pria yang ditunjuk dan dipesan suami pertamanya sebelum menjalani hukuman tembak. Pang Nangru adalah teman akrab dan kepercayaan suami pertamanya, Teuku Cik Tunong. Bersama suami keduanya itu, Cut Nyak Meutia terus melanjutkan perjuangan melawan pendudukan Belanda.

Di lain pihak, pengepungan pasukan Belanda pun semakin hari semakin mengetat yang mengakibatkan basis pertahanan mereka semakin menyempit. Pasukan Cut Meutia semakin tertekan mundur, masuk lebih jauh ke pedalaman rimba Pasai.

Di samping itu, mereka pun terpaksa berpindah-pindah dari satu tempat ke tempat lain untuk menyiasati pencari jejak pasukan Belanda. Namun pada satu pertempuran di Paya Cicem pada bulan September tahun 1910, Pang Nangru juga syahid di tangan pasukan Belanda. Sementara Cut Nyak Meutia sendiri masih dapat meloloskan diri.

Kematian Pang Nangru membuat beberapa orang teman Pang Nangru akhirnya menyerahkan diri. Sedangkan Meutia walaupun dibujuk untuk menyerah namun tetap tidak bersedia. Di pedalaman rimba Pasai, dia hidup berpindah-pindah bersama anaknya, Raja Sabil, yang masih berumur sebelas tahun untuk menghindari pengejaran pasukan Belanda.

Tapi pengejaran pasukan Belanda yang sangat intensif membuatnya tidak bisa menghindar lagi. Rahasia tempat persembunyiannya terbongkar. Dalam suatu pengepungan yang rapi dan ketat pada tanggal 24 Oktober 1910, dia berhasil ditemukan.

Walaupun pasukan Belanda bersenjata api lengkap tapi itu tidak membuat hatinya kecut. Dengan sebilah rencong di tangan, dia tetap melakukan perlawanan. Namun tiga orang tentara Belanda yang dekat dengannya melepaskan tembakan. Dia pun gugur setelah sebuah peluru mengenai kepala dan dua buah lainnya mengenai dadanya.

Cut Nyak Meutia gugur sebagai pejuang pembela bangsa. Atas jasa dan pengorbanannya, oleh negara namanya dinobatkan sebagai Pahlawan Kemerdekaan Nasional yang disahkan dengan SK Presiden RI No.107 Tahun 1964, tanggal 2 Mei 1964.

Sumber Asli: Dari Tokoh Indonesia DotCom (Ensiklopedi Tokoh Indonesia).

Menumbuhkan Motivasi pada Siswa

MENUMBUHKAN MOTIVASI PADA SISWA
Oleh  Sri Wahyuni, S.Pd.I.

Motif adalah daya dalam diri seseorang yang mendorongnya untuk melakukan sesuatu, atau keadaan seseorang atau organisme yang menyebabkan kesiapannya untuk memulai serangkaian tingkah laku atau perbuatan.

Sedangkan motivasi adalah suatu proses untuk menggiatkan motif-motif menjadi perbuatan atau tingkah laku untuk memenuhi kebutuhan dan mencapai tujuan, atau keadaan dan kesiapan dalam diri individu yang mendorong tingkah lakunya untuk berbuat sesuatu dalam mencapai tujuan tertentu.

Dengan ’’motif’’ dimaksud segala daya yang mendorong seorang anak tidak berbuat seperti seharusnya, maka harus diselidiki apa sebabnya. Sebab-sebab ini sering bermacam-macam, mungkin ia tak sanggup, sakit, lapar, benci, kepada pekerjaan atau kepada guru, tak pandai belajar, sibuk dengan pekerjaan lain, dan sebagainya.

Dengan motivasi dimaksud usaha-usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi sehingga anak itu mau, ingin melakukannya. Bila ia tidak suka, ia akan berusaha untuk mengelakkannya. Anak-anak akan giat mengangkat batu untuk mendirikan benteng dalam permainan perang-perangan, tetapi mereka tidak sudi menggeser sebuah batu pun kalau pekerjaan itu tak menarik, kecuali dengan paksaan dan pengawasan. Anak yang mempunyai inteligensi tinggi mungkin gagal dalam pelajaran karena kekurangan motivasi. Hasil yang baik tercapai dengan motivasi yang kuat. Anak yang gagal tak begitu saja dapat dipersalahkan. Mungkin gurulah yang tak berhasil memberi motivasi yang membangkitkan kegiatan pada anak.

Memberi motivasi bukan pekerjaan yang mudah. Motivasi yang berhasil bagi seorang anak atau suatu kelompok mungkin tak berhasil bagi anak atau kelompok lain.

SUATU TEORI TENTANG MOTIVASI

Menurut seorang ahli ilmu jiwa dalam motivasi ada suatu hierarki, yaitu motivasi itu mempunyai tingkatan-tingkatan dari bawah sampai ke atas yakni:

1. Kebutuhan fisiologis, seperti lapar, haus, kebutuhan akan istirahat, dan
sebagainya.
2. Kebutuhan akan keamanan, (security), yakni rasa terlindung, bebas dari takut dan kecemasan.
3. Kebutuhan akan cinta dan kasih: rasa diterima dan dihargai dalam suatu kelompok ( keluarga, sekolah, teman sebaya ).
4. Kebutuhan untuk mewujudkan diri sendiri, yakni mengembangkan bakat dengan usaha mencapai hasil dalam bidang pengetahuan, sosial, pembentukan pribadi.


Suatu hal yang penting ialah, bahwa motivasi pada setiap tingkat yang di atas hanya dapat dibangkitkan apabila telah dipenuhi tingkat motivasi di bawahnya. Bila kita ingin anak belajar dengan baik ( tingkat 5 ), maka haruslah terpenuhi tingkat (1) s/d (4). Anak yang lapar, merasa tak aman, yang tak dikasihi, yang tak diterima sebagai anggota masyarakat kelas, yang guncang harga dirinya, tidak akan dapat belajar dengan baik.

Motivasi dapat timbul dari dalam individu dan dapat pula timbul akibat pengaruh, dari dalam dan dari luar dirinya. Hal ini akan di uraikan sebagai berikut:

a. Motivasi Intrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat dari dalam diri individu sendiri tanpa ada paksaan dorongan dari orang lain, tetapi atas kemauan sendiri. Misalnya anak mau belajar karena ingin memperoleh ilmu pengetahuan dan ingin menjadi orang berguna bagi nusa, bangsa, dan negara. Oleh krena itu, ia rajin belajar tanpa ada suruhan dari orang lain. Cara membangkitkan motivasi intrinsik:

a. Menciptakan suasana yang menyenangkan.
Anak-anak harus merasa aman dan senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.

b. Menggairahkan siswa
Dalam kegiatan rutin di kelas sehari-hari pengajar harus berusaha menghindari hal-hal yang mononton dan membosankan

c. Mengarahkan
Pengajar harus mengarahkan tingkah laku siswa, dengan cara menunjukkan pada siswa hal-hal yang di lakukan secara tidak benar dan meminta pada mereka melakukan sebaik-baiknya.

d. Pergunakan pujian verbal
Penerimaan sosial yang mengikuti suatu tingkah laku yang diinginkan dapat menjadi alat yang cukup dapat di parcaya untuk mengubah prestasi dan tingkah laku akademis ke arah yang diinginkan. Kata-kata seperti ’bagus’, ’baik’, ’pekerjaan yang baik’, yang di ucapkan segera setelah siswa melakukan tingkah laku yang diinginkan atau mendekati tingkah laku yang diinginkan, merupakan pembangkit motivasi yang besar. Penerimaan sosial merupakan suatu penguat atau insetif yang relatif konsisten.

e. Pergunakan simulasi dan permainan.
kedua hal ini akan memotivasi siswa, meningkatkan interaksi, menyajikan gambaran yang jelas mengenai situasi kehidupan sebenarnya, dan melibatkan siswa secara langsung dalam proses belajar.

f. Agar siswa lebih mudah memahami bahan pengajaran, pergunakan materi-materi yang sudah di kenal sebagai contoh.
g. Pengajar perlu memahami dan mengawasi suasana sosial di lingkungan sekolah, karena hal ini besar pengaruhnya atas diri siswa.

h. Pengajar perlu memahami hubungan kekuasaan antara guru dan siswa; seseorang akan dapat mempengaruhi motivasi orang lain bila ia memiliki suatu bentuk kekuasaan sosial.

i. Memberikan insentif (penghargaan / rewards).
Bila siswa mengalami keberhasilan, pengajar di harapkan memberikan hadiah pada siswa (dapat berupa pujian, angka yang baik, dan lain sebagainya ) atas keberhasilannya, sehingga siswa terdorong untuk melakukan usaha lebih lanjut guna mencapai tujuan-tujuan pengajaran. Sehubungan dengan hal ini umpan balik merupakan hal yang sangat berguna untuk meningkatkan usaha siswa.

b. Motivasi Ekstrinsik

Jenis motivasi ini timbul sebagai akibat pengaruh dari luar individu, apakah karena adanya ajakan, suruhan, atau paksaan dari orang lain sehingga dengan kondisi yang demikian akhirnya ia mau melakukan sesuatu atau belajar. Misalnya anak mau belajar karena di suruh oleh orang tuanya agar mendapat peringkat pertama di kelasnya.

Berikut ini ada beberapa cara membangkitkan motivasi ekstrinsik dalam menumbuhkan motivasi intrinsik, Tapi tak semua motivasi itu sama baiknya, malahan ada pula yang dapat merusak, yaitu:

1. Memberi angka.
Banyak murid belajar untuk mencapai angka baik dan untuk itu berusaha dengan segenap tenaga. Angka itu bagi mereka merupakan motivasi yang kuat. Akan tetapi ada pula yang belajar untuk naik kelas saja. Angka itu harus benar-benar menggambarkan hasil belajar anak. Namun belajar semata-mata untuk mencapai angka tidak akan membari hasil-hasil belajar yang sejati, dan tidak mendorong seseorang belajar sepanjang umur.

2. Hadiah.
Juga hadiah tidak selalu merupakan motivasi. Hadiah untuk gambar yang terbaik, tidak menarik bagi mereka yang tak mempunyai bakat menggambar. Tak banyak orang berusaha untuk menjadi walikota, walaupun jabatan itu terbuka bagi semua orang. Kalau hadiah itu rasanya tak tercapai, maka tak akan membangkitkan motivasi. Hadiah memang dapat membangkitkan motivasi bila setiap orang mempunyai harapan untuk memperolehnya. Bagi pelajar, hadiah juga dapat merusak oleh sebab menyimpangankan pikiran anak dari tujuan belajar yang sebenarnya.

3. Saingan.
Saingan sering digunakan sebagai alat untuk mencapai prestasinya yang lebih tinggi di lapangan industri, perdagangan, dan lain-lain. Persaingan sering mempertinggi hasil belajar, baik persaingan individual maupun persaingan antar-kelompok. Sikap anak-anak berlainan terhadap persaingan.
a. Ada yang ingin mempertinggi harga diri bila menang dalam persaingan
b. Ada yang tak suka, tak berani bersaing.
c. Ada yang tak acuh, karena tak ada harapan menang.

Persaingan dapat merusak:
Yang tampil hanya anak-anak yang baik saja dengan merendahkan harga diri anak-anak lain. Dalam persaingan setiap peserta diancam oleh rasa takut akan kegagalan. Dalam dunia sekarang ini hendaknya diutamakan kerja sama dan bukan persaingan.

4. Hasrat untuk belajar.
Tanpa suatu hasrat atau maksud ada juga kita pelajari hal-hal tertentu. Kita mengingat nama-nama, warna-warna, situasi-situasi tertentu tanpa suatu maksud yang disengaja untuk menghafalnya (incidental learning atau belajar secara kebetulan). Akan tetapi hasil belajar akan lebih baik, apabila pada anak ada hasrat atau tekad untuk mempelajari sesuatu. Tentu kuatnya tekad tergantung pada macam-macam faktor, antara lain tujuan pelajaran itu bagi anak.

5. Ego-involvelment.
Seorang merasa ego involvelment atau keterlibatan diri bila ia merasa pentingnya suatu tugas, dan menerimanya sebagai suatu tantangan dengan mempertaruhkan harga dirinya. Kegagalan akan berarti berkurangnya harga dirinya. Itu sebabnya ia akan berusaha dengan segenapnya tenaganya untuk mencapai hasil baik untuk menjaga harga dirinya. Ego-Involved artinya bahwa kegagalan akan menimbulkan ’’sense of failure’’ pada anak. Harga dirinya rusak dan timbul rasa berdosa.
Tidak dalam segala tugas terdapat ego-involvelment. Regu dosen tidak akan merasa malu atau rendah, apabila kalah dalam pertandingan sepakbola dengan mahasiswa. Kekalahan itu tidak menyinggung harga diri.

6. Sering memberi ulangan.
Murid-murid lebih giat belajar, apabila tahu akan diadakan ulangan atau tes dalam waktu singkat. Akan tetapi bila ulangan terlampau sering di lakukan, misalnya setiap hari, maka pengaruhnya tidak berarti lagi. Agaknya ulangan sekali dua minggu lebih merangsang murid-murid untuk belajar dengan giat daripada ulangan tiap hari. Tentu saja harus diberitahukan terlebih dahulu akan diadakannya ulangan itu. Tes tiba-tiba (surprise test) dalam hal ini tidak berfaedah.

7. Mengetahui hasil.
Melihat grafik kemajuan, mengetahui hasil baik pekerjaan memperbesar kegiatan belajar. Sukses mempertinggi usaha dan memperbesar minat. Orang suka melakukan pekerjaan dalam hal mana diharapkannya memperoleh sukses. Karena itu bawalah anak dari sukses yang satu kepada sukses yang satu lagi.

8. Kerja sama.
Bersama-sama melakukan suatu tugas, bantu-membantu dalam menunaikan suatu tugas, mempertinggi kegiatan belajar. Kerja sama dilakukan dalam metode proyek akan tetapi dalam mata pelajaran biasa pun dapat kita cari pokok-pokok yang dapat memupuk hubungan sosial yang sehat.

9. Tugas yang ’’ challenging’’.
Memberi anak-anak kesempatan memperoleh sukses dalam pelajaran, tidak berarti bahwa mereka harus di beri pekerjaan yang mudah saja. Tugas yang sulit yang mengandung tantangan bagi kesanggupan anak, akan merangsangnya untuk mengeluarkan segenap tenaganya. Tentu saja tugas itu selalu dalam batas kesanggupan anak. Menghadapkan anak dengan problem-problem merupakan motivasi yang baik.

10. Pujian.
Pujian sebagai akibat pekerjaan yang diselesaikan dengan baik merupakan motivasi yang baik. Pujian yang tak beralasan dan tak karuan serta terlampau sering diberikan, hilang artinya. Dalam percobaan-percobaan ternyata bahwa pujian lebih bermanfaat daripada hukuman atau celaan. Guru hendaknya mencari hal-hal pada setiap anak yang dapat dipuji, seperti tulisannya, ketelitian, tingkah laku, dan sebagainya. Pujian memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi harga diri anak.

11. Teguran dan kecaman.
Digunakan untuk memperbaiki anak yang membuat kesalahan, yang malas dan berlakuan baik, namun harus digunakan dengan hati-hati dan bijaksana agar tidak merusak harga diri anak.

12. Sarkasme ( sindiran kasar ) dan celaan.
Hanya merusak anak. Sering dilakukan oleh guru yang tak layak disebut pendidik yang menjadikan anak-anak korban dari frustrated personality-nya.

13. Hukuman.
Diberikan dalam bentuk hukuman badan, pengasingan, celaan, kecaman, sarkasme, dan sebagainya. Soal ini di bicarakan dalam bab mengenai disiplin.
14. Standar atau Taraf Aspirasi ( Level of Aspiration ).
Tingkat aspirasi ditentukan oleh tingkat sosial orang tua dalam masyarakat. Taraf itu menentukan tingkat tujuan yang harus dicapai oleh anak. Adakalanya keadaaan ini efektif tetapi kadang – kadang dapat pula merusak.

15. Minat.
Pelajaran berjalan lancar bila ada minat. Anak – anak malas, tidak belajar, gagal karena tidak adanya minat. Minat antara lain dapat dibangkitkan dengan cara – cara berikut :
a. Bangkitkan suatu kebutuhan ( Kebutuhan untuk menghargai keindahan, untuk mendapat penghargaan, dan sebagainya ).
b. Hubungkan dengan pengalaman yang lampau
c. Beri kesempatan untuk mendapat hasil yang baik, “Nothing succeeds like succes”. Tak ada yang lebih memberi hasil yang baik daripada hasil yang baik. Untuk itu bahan pelajaran disesuaikan dengan kesanggupan individu.
d. Gunakan pelbagai bentuk mengajar seperti diskusi, kerja kelompok, membaca, demonstrasi, dan sebagainya.

16. Suasana yang menyenangkan.
Anak – anak harus merasa aman dan senang dalam kelas sebagai anggota yang dihargai dan dihormati.

17. Tujuan yang diakui dan diterima baik oleh murid.
Motivasi selalu mempunyai tujuan. Kalau tujuan itu berarti dan berharga bagi anak, ia akan berusaha untuk mencapainya. Guru harus berusaha, agar anak – anak jelas mengetahui tujuan setiap pelajaran. Tujuan yang menarik bagi anak merupakan motivasi yang terbaik.

18. Beberapa petunjuk singkat
1. Usahakan agar tujuan jelas dan menarik. Motif mempunyai tujuan. Makin jelas tujuan makin kuat motivasi.
2. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikannya.
3. Ciptakan suasana yang menyenangkan. Senyum yang menggembirakan suasana.
4. Usahakan agar anak – anak turut serta dalam pelajaran. Anak – anak ingin aktif.
5. Hubungkan pelajaran dengan kebutuhan anak.
6. Pujian dan hadiah lebih berhasil dari hukuman dan celaan. Sebaiknya biarlah hasil baik dalam pekerjaan merupakan hadiah bagi anak.
7. Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak.
8. Mengetahui hasil baik menggiatkan usaha murid.
9. Hasil buruk, apalagi bila terjadi berulang – ulang mematahkan semangat.
10. Hargailah pekerjaan murid.
11. Berilah kritik dengan senyuman. Janganlah anak mendapatkan kesan, bahwa guru marah padanya. Tetapi hanya kecewa atas hasil pekerjaannya atau perbuatannya. “To motivate a chield is to arrange conditions so that he wants to do what he is capable of doing”. Memotivasi anak berarti mengatur kondisi – kondisi sehingga ia ingin melakukan apa yang dapat dikerjakannya.

Bila seorang belajar untuk mencari penghargaan berupakan angka, hadiah, diploma, sarjana dan sebagainya, ia didorong oleh motivasi eksintrik, oleh sebab itu tujuan – tujuan itu terletak di luar perbuatan itu, yakni tidak terkandung di dalam perbuatan itu sendiri. “The goal is artificially introduced”. Tujuan itu bukan sesuatu yang wajar dalam kegiatan. Anak – anak didorong oleh motivasi intrinsik, bila mereka belajar agar lebih sanggup mengatasi kesulitan – kesulitan hidup, agar memperoleh pengertian, pengetahuan, sikap baik, penguasaan kecakapan. Hasil – hasil itu sendiri telah merupakan hadiah.

“The reward of a thing well done is to have done it” (Emerson). Ganjaran bagi sesuatu yang dilakukan dengan baik ialah telah melakukannya. Jadi motivasi ekstrinsik disini tidak perlu.

Akan tetapi di sekolah sering digunakan motivasi ekstrinsik seperti angka – angka, pujian, ijazah, kenaikan tingkat, celaan, hukuman, dan sebagainya. Motivasi ekstrinsik dipakai oleh sebab pelajaran – pelajaran sering tidak dengan sendirinya menarik dan guru sering kurang mampu untuk membangkitkan minat anak.

Manfaat Motivasi

Tensing dan Hillary rela menderita susah payah untuk mencapai puncak Mount Everest. Tukang becak mendayung becak di panas terik atau hujan lebat membawa muatannya melalui jalan yang mendaki. Pemain bulu tangkis berlatih berjam-jam lamanya setiap hari untuk menghadapi pertandingan internasional. Pelajar mengurung dirinya dalam kamar untuk menyiapkan dirinya menempuh ujian. Di belakang setiap perbuatan kita terdapat suatu motivasi yang mendorong kita melakukannya.

Juga untuk belajar di perlukan motivasi ’’Motivasion is an essential condition of learning’’. Hasil belajar pun banyak di tentukan oleh motivasi. Makin tepat motivasi yang kita berikan, makin berhasil pelajaran itu. Motivasi menentukan intensitas usaha anak belajar.

Motivasi melepaskan energi atau tenaga yang ada pada seseorang.

Setiap motivasi bertalian erat dengan suatu tujuan. Tensing dan Hillary mungkin ingin membuktikan kesanggupan manusia untuk menaklukan puncak tertinngi itu. Tukang becak menahankan panas dan hujan untuk mencari nafkah bagi anak isterinya.


Motivasi mempunyai tiga fungsi:
a) Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi.
b) Menentukan arah perbuatan, yakni kearah tujuan yang hendak dicapai
c) Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus di jalankan yang serasi guna mencapai tujuan itu, dengan menyampingkan perbuatan-perbuatan yang tak bermanfaat bagi tujuan itu. Seorang yang betul-betul bertekad menang dalam pertandingan, tak akan menghabiskan waktunya bermain kartu, sebab tidak serasi dengan tujuan.

Dalam bahasa sehari-hari motivasi dinyatakan dengan: hasrat, keinginan, maksud, tekad, kehendak, cita-cita, keharusan, kesediaan, dan sebagainya.

Hubungan antara guru dan motivasi

Pengetahuan tentang timbulnya motivasi belajar serta hambatan belajar memperoleh makna pedagogis yang istimewa, apabila dipertimbangkan dua hal berikut ini:
1. Penyebab utama timbulnya pengukuhan positif maupun negatif, atau dengan
perkataan lain pengalaman berhasil atau gagal bukanlah pada suatu fenomena alam yang misterius, melainkan pada pengajar.
2. Perkiraan akan gagal dan hambatan belajar di peroleh dalam proses interaksi sosial yang buruk kondisinya. Karena itu umumnya dapat dilenyapkan lagi dengan mengadakan kondisi belajar yang baik.

Dengan lain perkataan, pengajar dapat sangat mempengaruhi perkembangan motivasi dengan jalan membentuk corak pengajarannya secara selaras serta melalui bentuk-bentuk perilaku tertentu dalam interaksi yang berlangsung antara dirinya dan pengajar. Dengan begitu timbul pertanyaan, Bagaimanakah seharusnya sikap pengajar agar mendorong timbulnya motivasi belajar. Untuk menjawabnya, di perhatikan berbagai aspek:

- Perilaku yang memperkukuh perilaku belajar,
- ’’ Teknik-teknik motivasi’’ khusus untuk pengajar,
- Gaya interaksi sosial dalam proses mengajar dan belajar pada umumnya.


Pengaruh motivasi terhadap keberhasilan siswa :

1) Mendorong pengukuhan positif pada diri siswa.
2) Merangsang aktivitas belajar secara mandiri
3) Motif mendorong individu untuk mencapai tujuan. Makin jelas tujuan, makin besar pula motivasi dalam melakukan suatu perbuatan.
4) Membantu murid untuk menyadari kelebihan dan kelemahan diri sendiri.
5) Mendorong siswa menumbuhkan kepercayaan pada diri sendiri.


Riwayat Penulis :
Sri Wahyuni, S.Pd.I. adalah Guru MAN 6 Aceh Utara. Penulis buku cerita anak berjudul Serunya Bermain ke Lumbung Padi Kakek diterbitkan oleh Kemendikbudristek tahun 2023.



DAFTAR PUSTAKA

Nolker, Helmut dan Eberhard Schoenfeldt. 1988. Pendidikan Kejuruan. Jakarta : PT Gramedia.

NK, Roestiah. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Rineka Cipta.

Guru Profesional dan dari berbagai sumber yang akurat.

Editor : Hamdani, S.Pd.

Metode Mengajar Bervariasi

METODE MENGAJAR BERVARIASI
Oleh Sri Wahyuni, S.Pd.I.

Apa yang harus dilakukan? dan cara yang bagaimana harus di gunakan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa dalam kelas? Salah satu caranya adalah dengan memberikan rangsangan menarik yang dapat memberikan respon serta motivasi bagi siswa.

Menurut Burton, menguraikan bahwa group proces atau proses kelompok ialah cara individu mengadakan relasi dan bekerja sama dengan individu lain untuk mencapai tujuan bersama.

Relasi di dalam kelompok demokratis artinya bahwa setiap individu berpartisipasi, ikut serta secara aktif, dan turut bekerja sama. Dengan demikian individu akan memperoleh hasil belajar yang lebih baik dan mengalami perubahan sikap serta kelakuan. Dalam hal ini proses kelompok mempunyai dua ciri utama yakni partisipasi oleh murid dalam segala kegiatan dan kerja sama antara individu – individu dalam kelompok. Misalnya sosiodrama bukan semata – mata percakapan atau bermain – main, tetapi bersama – sama menghadapi masalah.

Banyak cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa antara lain :

1. Menggunakan metode yang tepat.
- Kerja kelompok
2. Menimbulkan motivasi.
- Ide yang bertentangan
- Pertanyaan pemicu belajar
3. Guru perlu menguasai beberapa keterampilan.
- Membimbing diskusi kelompok kecil
- Mengajar kelompok kecil dan perseorangan
- Mengadakan variasi / keanekaragaman
4. Terapkan prinsip dalam diri guru.

Mengenai banyak cara yang dapat dilakukan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa akan dibicarakan lebih rinci sebagai berikut :

1. Menggunakan metode yang tepat.

- Kerja kelompok
Kerja kelompok adalah salah satu srategi belajar – mengajar yang memiliki kadar CBSA, KBK atau KTSP. Aspek – aspek kelompok yang perlu diperhatikan dalam kerja kelompok adalah :

a. Tujuan
Tujuan harus jelas bagi setiap anggota kelompok, agar diperoleh hasil kerja yang baik
b. Interaksi
Dalam kerja kelompok ada tugas yang harus diselesaikan bersama sehingga perlu dilakukan pembagian kerja. Salah satu persyaratan utama bagi terjadinya kerjasama adalah komunikasi yang efektif, perlu ada interaksi antaranggota kelompok.
c. Kepemimpinan
Tugas yang jelas, komunikasi yang efektif, kepemimpinan yang baik, akan berpengaruh terhadap suasana kerja, dan pada gilirannya suasana kerja ini akan mempengaruhi proses penyelesaian tugas.

2. Menimbulkan Motivasi.

- Ide yang bertentangan
Adanya ide atau pendapat yang bertentangan dapat menimbulkan terjadinya disonansi kognitif dalam diri seseorang. Disonansi kognitif adalah situasi dalam pikiran seseorang yang penuh pertanyaan, suasana penuh pertanyaan ini pada gilirannya dapat menimbulkan ide yang bertentangan, guru dapat menyajikan suatu kasus atau cerita masalah. Kasus itu dapat berupa kejadian yang sesunguhnya. Misalnya di ambil dari surat kabar atau kejadian yang dibuat seolah – olah benar ( hipotesis ).

- Pertanyaan pemicu belajar
Pada awal pelajaran guru harus dapat melontarkan pertanyaan pertanyaan pemicu. Pertanyaan pemicu sebagai sebagai pemandu awal yang berfungsi memberi acuan bagi murid dalam belajar. Pertanyaan pemicu dapat dikaitkan dengan benda, peristiwa, dan gambar yang digunkan saat guru menarik perhatian murid. Pertanyaan pemicu dapat dimulai dari pertanyaan sederhana, apa, dimana, tahun berapa, 5 W + 1 H sampai kepada pertanyaan yang lebih rumit, mengapa, bagaimana, dan apa akibatnya.

3. Guru perlu menguasai beberapa keterampilan.

- Membimbing diskusi kelompok kecil

Memberikan penugasan kepada kelompok dengan jelas sehingga murid – murid memahami tugas dan peranan serta tanggung jawabnya dalam kegiatan belajar mengajar. Jangan sekali – kali memberikan tugas yang kabur misalnya ’’coba diskusikan polusi air’’. Bila itu dilakukan dan bagaimana cara membicarakannya. Yang akan terjadi bukan proses berbagai pengalaman dan pengetahuan tetapi proses berbagi ketidaktahuan.
Misalnya kita bisa mencobanya dengan : Selembar kertas di edarkan dalam setiap kelompok. Secara bergilir setiap murid / kelompok itu, menuliskan jawaban terhadap pertanyaan menurut pendapatnya sendiri, kemudian mendiskusinya dengan kelompok. Dalam kelompok tersebut pasti akan terjadi kerja sama antar siswa.


- Mengajar kelompok kecil dan perseorangan

Dalam mengajar kelompok kecil dan perseorangan kita dapat melakukan dengan beberapa strategi, untuk pengembangan berpikir anak, yaitu :
- Srategi Direktif, strategi mengajar pendidikan berpikir yang bertujuan membantu murid untuk memperoleh dan menguasai fakta, ide dan keterampilan. Guru dalam srategi ini amat aktif.

- Srategi Mediatif, srategi mengajar yang bertujuan membantu murid untuk mengembangkan reasoning atau pertimbangan, konsep dan pemecahan masalah. Murid agak lebih banyak aktif. Dalam strategi mediatif ini terdapat sejumlah srategi intruksional, seperti srategi diskusi.

- Srategi Generatif, srategi yang bertujuan membantu murid untuk mengembangkan cara – cara pemecahan baru, pengembangan wawasan dan kreativitas. Murid amat aktif.

- Srategi Collaboratif, srategi yang membantu murid belajar mengadakan hubungan satu sama lain dan bekerja secara kooperatif dalam kelompok. Kelompok amat aktif. Beberapa srategi instruksional adalah srategi belajar kooperatif, srategi pertemuan kelas dan srategi pemecahan masalah kelompok berpasangan.

- Mengadakan variasi / keanekaragaman.

Dalam menganekaragamkan pembelajaran guru harus terampil dalam menerapkan variasi tersebut, menyangkut gaya mengajar, media, sumber dan pola interaksi, serta kegiatan belajar mengajar.

4. Terapkan prinsip dalam diri guru.

Terapkan prinsip ’’guru selalu siaga’’ memperhatikan murid – muridnya. Dan ciptakan kelas yang demokratis, penuh rasa aman dan menyenangkan. Sepertinya prinsip dan suasana ini bisa kita terapkan untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa. Insya Allah pasti bisa, tentu saja secara berangsur – angsur melalui proses pembiasaan / proses habituasi.

Dari bahan yang telah dipelajari dan diuraikan di atas ada beberapa kesimpulan yaitu :

Kerja sama antar siswa sangatlah penting, di mana siswa yang terdidik di lembaga pendidikan akan sangat membantu keberhasilan dalam proses belajar mengajar. Untuk membentuk anak menjadi manusia demokratis kita harus menekankan pelaksanaan prinsip kerja sama atau kerja kelompok, karena prinsip kerja sama lebih besar manfaatnya dari pada sistem persaingan.

Dengan kerja kelompok dapat mempertinggi hasil belajar baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Melalui kerja kelompok dapat dikembangkan perasaan sosial dan pergaulan sosial yang baik Anak – anak saling mengenal tentang hak dan kewajiban, kelemahan dan kekuatan masing – masing. Kerja kelompok menghilangkan prasangka yang merugikan, memperkembangkan kepemimpinan dan kepatuhan sebagai anggota. Dengan kata lain kerja kelompok merupakan usaha yang baik dalam rangka pendidikan nasional.

Di antara anggota kelompok mungkin ada yang merasa rendah diri, tak sanggup menyesuaikan diri, pemalu, nakal, menderita gangguan psikologis. Gangguan rohani yang dideritanya menyebabkan ia tak suka bergaul campur dengan anak – anak lain dan menghambat kemajuan belajarnya. Dalam kerja kelompok, individu saling membantu saling mengoreksi kesalahan, ada toleransi satu sama lain dan saling membangkitkan minat. Setiap orang tentu ada kekurangannya dan dalam kerja kelompok pula kekurangan – kekurangan itu dapat diatasi. Oleh karena itu kerja kelompok besar peranannya ’’group terapi", yakni pengobatan melalui kerja kelompok.

Ternyata kerja kelompok cara yang efektif untuk menumbuhkan kerja sama antar siswa. Dengan kata lain proses kelompok memberi kesempatan bagi setiap anak untuk melaksanakan prinsip kerja sama secara demokratis.


Riwayat Penulis :
Sri Wahyuni, S.Pd.I. adalah guru MAN Sumbok, Kec. Nibong, Kab. Aceh Utara.


DAFTAR PUSTAKA

-NK, Roestiah. 1994. Masalah Pengajaran Sebagai Suatu Sistem. Jakarta : Rineka Cipta.
-Guru Profesional dan dari berbagai sumber yang akurat.

Editor : Hamdani, S.Pd.

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Popular Posts